Follow Us !

Pia Biji Nangka (KIR)

A. Latar Belakang
Malang merupakan kota wisata yang dikenal dengan pusat oleh-oleh berbagai macam olahan kripik buah-buahan salah satunya adalah kripik nangka. Dalam proses pembuatan kripik nangka yang diperlukan hanya daging buah nangkanya saja, sedangkan biji tidak dimanfaatkan dengan optimal atau menjadi limbah, biasanya pemilik pabrik membuang atau menanam kembali biji nangka tersebut dilahannya.
Limbah buah nangka yang berupa biji menurut data Direktorat gizi, Depkes (2009), biji nangka masih mempunyai kandungan gizi tinggi yaitu: setiap 100 gram biji nangka terdapat, zat besi 200 mg, vitamin B1 0,20mg,  kalori 165 kal, protein 4,2 gram, lemak 0,1 mg, karbohidrat 36,7 mg, kalsium 33,0 mg, fospor 1,0 mg, vitamin C 10 mg,  Air 56,7 gram. Oleh karena itu kami ingin memanfaatkan limbah biji nangka untuk pembuatan olahan yang merupakan diversivikasi pangan.
Untuk mengatasi limbah biji nangka tersebut atau mengurangi limbah biji nangka, kita dapat memanfaatkannya menjadi bahan baku pembuatan aneka macam makanan yang mempunyai kandungan gizi yang cukup banyak. Sehingga limbah biji nangka yang tadinya belum dimanfaatkan dapat diubah menjadi produk yang bernilai ekonomis.
Berdasarkan kondisi bahwa banyaknya limbah biji nangka yang tidak dimanfaatkan secara optimal padahal masih bernilai gizi, muncullah ide untuk membuat kue pia yang kemudian kami menamainya “PIBINA”, yaitu limbah biji nangka yang kami olah menjadi tepung  dan dimanfaatkan sebagai bahan utama pembuatan kue pia, dimana cara pengolahan produk ini dimulai dari buah nangka yang di ambil bijinya lalu dicuci bersih dan di rebus hingga matang untuk membuang getahnya dan dipotong tipis-tipis lalu dikeringkan dan digiling, lalu jadilah tepung nangka, untuk mendapatkan tepung yang halus maka tepung yang sudah digiling tadi  harus diayak terlebih dahulu agar terpisah dari serat-serat yang masih kasar. Cara pembuatan PIBINA, untuk kulitnya sebagai berikut: Mencampurkan 500 g tepung biji nangka , gula halus, air, mentega, garam hingga membentuk adonan yang dapat dipulung, pulung adonan sebesar bola bekel dan disisihkan. Mencampurkan 250 g tepung biji nangka dan minyak goreng hingga rata, gilas adonan yang telah dipulung, tuangkan beberapa sendok campuran tepung dan minyak, gulung, lalu digilas kembali hingga setebal 105 cm.  untuk isi PIBINA digunakan daging buah nangka matang yang dipotong kecil-kecil kemudian dicampur dengan gula halus, vanilli dan garam secukupnya. Setelah itu bagian isi dimasukkan kedalam adonan kulit pia kemudian diatur dalam loyang  lalu bagian atas pia diolesi dengan kuning telur, panggang dalam oven  hingga 180 derajat selama 30 menit. Setelah matang angkat lalu dinginkan. Proses selanjutnya adalah pengemasan yang dilakukan secara higienis, dan mengunakan sarung tangan pada saat pengemasan, kemudian pia dimasukkan kedalam kotak  mika yang ditutup rapat. Dalam proses pembuatan “PIBINA” tidak menggunakan bahan pengawet jadi aman dan sehat untuk dikomsumsi. PIBINA” berbentuk bulat dan mempunyai rasa serta aroma nangka yang khas.
Diversifikasi pangan menjadi salah satu pilar utama dalam mewujudkan ketahanan pangan. Diversifikasi konsumsi pangan  tidak hanya sebagai upaya mengurangi ketergantungan pada gandum atau tepung terigu tetapi juga  upaya peningkatan perbaikan gizi untuk mendapatkan manusia yang berkualitas dan mampu berdaya saing dalam percaturan globalisasi.  Upaya diversifikasi pangan sebetulnya sudah dilakukan oleh pemerintah sejak awal tahuan 50-an. Namun sampai sekarang upaya tersebut masih sulit terwujud. Belajar dari pengalaman, Kebijakan diversifikasi pangan kedepan harus mengacu pada aturan yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah  nomor 68 tentang Ketahanan Pangan, yaitu dengan memperhatikan sumberdaya, kelembagaan dan budaya lokal serta ditetapkan oleh Menteri atau kepala Lembaga pemerintah Non Departemen yang bertanggung jawab sesuai dengan tugas dan kewenangannya masing-masing.  Ini berarti  keberhasilan diversifikasi pangan adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya pemerintah (Amin, 2007).
Berangkat dari wacana dan peluang tersebut maka disusunlah proposal PKMK ini. Pemilihan biji nangka sebagai komoditas untuk dijadikan usaha dalam bentuk Pia, pia ini selain juga karena kandungan zat besi dan vitamin B1 yang tinggi, pemanfaatan biji nangka ini juga dimaksudkan sebagai upaya untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan baku tepung terigu.
Usaha ini dinamakan ”PIBINA” yang merupakan padanan dari kata Pia yang berasal dari biji nangka, usaha ini diharapkan mampu menumbuhkan jiwa wirausaha bagi mahasiswa. Sebagai alternatif pengganti ketergantungan akan bahan baku terigu dan juga menciptakan lapangan kerja yang baru bagi masyarakat.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat dikemukakan permasalahan yaitu:
1.   Apakah limbah biji nangka bisa dimanfaatkan sebagai diversifikasi salah satu olahan pangan?
2.   Bagaimana cara inovasi dari diversifikasi pangan yang berasal dari olahan biji nangka ?
3.   Bagaimana mengembangkan wirausaha diversivikasi pangan dengan pemanfaatan limbah biji nangka yang masih belum dimanfaatkan  ?
C.  Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1.   Memanfaatkan limbah biji nangka yang masih memiliki kandungan zat besi dan vitamin B1 yang tinggi.
2.   Inovasi pengolahan divesifikasi pangan berbahan baku limbah biji nangka  menjadi “PIBINA”.
3.   Alternatife wirausaha dibidang pangan dengan pemanfaatan limbah bji nangka yang memiliki kandungan gizi tinggi.
D.  Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini antara lain:
1. Aspek ekonomis membuka peluang wirausaha baru.
a.   Dapat memberikan alternative panganan yang bergizi tinggi dan variasi baru kepada masyarakat.
b.   Dapat memberikan peluang kewirausahaan baru.
2. Aspek akademi
Mengaplikasikan teori-teori pengolahan pangan dan ilmu gizi ke dalam kegiatan kewirausahan dibidang pangan.
3. Aspek ketenagakerjaan
Membuka lapangan di bidang kewirausahaan diversifikasi pangan dengan memanfaatkan limbah biji nangka.

0 komentar:

Posting Komentar

If You Find Broken Link please Comment here ! we will refresh that Link :D